CINTA dan JODOH
Perkara yang paling saya
benci ialah terpaksa melukakan hati seseorang, dengan berkata benar. Saya tahu
sepatah perkataan tidak yang jadi jawaban kepada soalannya tadi akan mengguris
hati dia. Tapi saya tak mampu berbohong dan perlahan-lahan saya jawab
“tidak”
Yurpt seperti yang saya
jangka bukan mengguris sahaja, tapi dia histerical, berkata yang ntah saya tak
dengar sebab di balik penutup kepala ini sudah ada ear phone. Saya on saja
lagu kegemaran saya sebaik dia buka mulut….
Sedar-sedar dia sudah
memegang bahu saya dan cepat saya off
kan lagu dan dengar dia bercakap dalam nada yang rendah, tapi mengancam:
“answer me!”
“Answer what? Come again?”
“anak-anak kau besok
macam mana?”
“macam mana, apa?”
“Agama apa mereka?”
“Ikut suka merekalah. Eh
janganla kau tak tahu adat di sini. Berlainan agama tidak menghalang seseorang
itu dari hidup sebagai pasangan suami isteri dan berkeluarga”
Lalu dia angkat kedua
tangannya dan berkata
“saya tak sepatutnya
histerical terhadap kamu. Saya minta maaf”
Dia minta diri untuk ke
ladies. Lepas itu kami pergi jalan-jalan, shopping sikit-sikit, beli pakaian
baru sikit, apa-apalah barang penjagaan diri perempuan yang patut-patut.
Pun begitu setelah
seminggu saya bernikah, ikut cara adat keluarga saya setelah mendaftarkan
pernikahan di Jabatan Pendaftaran, saya tanya juga encik suami. Ada tak kawan
saya datang marah-marah pasal perkahwinan ini?
Suami jawab tidak ada.
Syukurlah… itu tanda
Maddie memang sudah betul-betul sembuh dan dapat menghayati ayat besar dari scroll
besar yang mereka imani sebagai kalam TUHAN dari langit yang mengatakan
“Untukmu
Agamamu, Untukku Agamaku.”
----SEKIAN, TAMAT----
No comments:
Post a Comment