Cerita lama polemik sastera negara, Sastera seni kebebasan ekspresi diri VS Sastera untuk masyarakat.
Dulu kini selamanya akan heboh cerita pasal ini,lah. Kawan saya dah keluar buku frinjan. Frinjan itu entah apa, sampai hari ini saya tak pasti, yang pasti macam tak elok, boleh bikin pembaca rosak akhlaknya.
Ntahlah ada aku kisah hehehehe.... saya jenis baca semua, dan akhlak/ pemikiran saya pun sedikit biol ala-ala fefeeling liberal gituh hihihi...Ada juga kawan kata "otak kau dah kena rasuk setan" Ala tak kisahlah.
Berbalik pasal frinjan ini tadi, yang dah jadi kegemaran orang... jugalah novel pop jiwang-jiwang karat, isteriku, suamiku yang katanya tak sesuai dibaca masyarakat. Masyarakat yang disogoh dengan buku begini akan jadi tak apa ke tah heh, tak gitu-gitulah, tak kritis, tak kriktikal, tak inovasi tak tak tak tak tak. Tak akan ke mana-mana perginya.
Bayangkanlah semua tak, dan bila tak, penulis akan dapat dosa sama sebab men"tak"kan apa yang iya. Uish berat tu. Berbalik pula pasal kawan saya, punyala saya terkejut, setelah memerinjan, katanya mau mengepop hehehe...Saya rasa nak lompat bintang? Nak bikin kenduri? Nope tetiba saya rasa sedih. Saya teringatkan seseorang atau berorang-orangan gadis peminat fanatik kawan saya ini. Saya rasa sedih kerna gadis atau bergadis-gadis.
Dear friend
I know it was not like you to melukakan seseorang, atau berorang-orangan. But you have done it and that is ok. They too will be ok. Life kadang-kadang memang brutel. Either you meninggal, atau you mempersilakan meninggal.
Ah apalah nak dikesahkan, kita semua nanti akan meninggal jua, akhirnya,kan.
Ok berbalik pasal diri saya, adakah saya akan menulis, menghasilkan sebuah buku? tungguuuu hihihi...
No comments:
Post a Comment