Wednesday, January 11, 2012

Reverse Psychology


Saya memang tak suka pendekatan psikologi. Pada saya ia satu manupulasi yang menjijikkan. Saya lebih suka pendekatan berterus-terang. Psiko-psiko ni saya tak reti.  Ini bukan nak cerita pasal kena psiko, atau menpsiko, tapi cerita pasal reverse psychology. Ntah apa jadah reverse psychology ini pun saya tak tau, tapi saya terkejut bila ada yang mengucap tahniah yang taktik saya berjaya, sedangkan saya tidak berniat untuk menpsycho orang pun.

Ceritanya begini, saya mempunyai seorang sepupu yang baru berusia 7 tahun tapi punya banyak hal. Kami pergi bershopping bersama mak dan mak saya ter’sangkut’ di kedai tudung. Kami semua keletihan dan mau cepat pulang. Tapi saya yang sudah masak dengan perangai mak memang  tak kisah tunggu dia lama-lama pun, janji ada tempat untuk melabuhkan punggung.

Namun adik-adik sepupu saya sudah resah. Ntah apa silapnya mereka mula bergaduh sesama mereka dan sikecil yang banyak hal dan cry baby ini mula mencebik dan menangis sikit-sikit. Si Abang mula gubra. Saya menyuruh si kecil nagis kuat-kuat agar mak yang ada di dalam kedai cepat keluar dan cepat pulang jika tangisan sikecil ini cukup kuat untuk menyedarkan dia dari terus membelek tudung-tudung kesayangannya.

Cis hampeh sungguh, sekecil terus menahan tangisnya, mungkin kerana malu agaknya. Dan si abang memuji-muji yang saya berjaya memperaktikkan apa yang dia kata sebagai “reverse psychology” untuk menenangkan sikecil. Saya pun hanya tersenyum-senyum sumbing. Alahai lain yang aku harapkan, lain pula jadinya.  Aku memang nak ko nagis, yang ko senyap kenapa?

So kalau saya kata nangis, saya mau kamu nangis, kalau saya kata mencarut, memang sesungguhnya saya suka kamu mencarut, tak de reverse-reverse psychologynya. Anyway, apa jadahnya nak benda lain, cakap benda lain, walau perkara itu boleh mendatangkan kesan yang kita maukan?

No comments: